Selasa, 09 Oktober 2012

Psikologi Belajar (Tugas Individu)


PENGALAMAN PRIBADI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TEORI
B.F. SKINNER

Pengalaman ini yang saya alami dengan ke-empat saudara kandung saya. Tapi pengalaman ini merupakan hasil dari presepsi saya. Saya adalah anak ke-emapat dari lima bersaudara, kami bukan dari keluarga yang terlalu agamais dan juga tidak menjalankan agama. Singkatnya keluarga saya menjalankan perintah agama yang kami anut dengan semestinya. Tidak berlebihan dan tidak juga meninggalkan ajaran yang seharusnya memang harus kami lakukan.
Keluarga saya beragama islam, dan setiap tahunnya dikalender islam ada bulan ramadhan, dimana setiap umat muslim diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh dibulan ramadhan itu. Puasa juga merupakan rukun islam ke-tiga dari lima rukun islam yang ada. Jadi tentunya kami umat beragama sudah semestinya menjalankannya.
Waktu kami kecil nampaknya kami malas-malasan dalam menjalankan puasa ini, sehingga ayah saya memberikan kami hadiah jika kami dapat berpuasa penuh, hadiahnya adalah apa saja yang kami mau selagi ayah saya mampu pasti akan diwujudkan permintaanya, tapi ketika kami dapat berpuasa sebulan penuh, tanpa sekali pun bolong selama bulan ramadhan. Setelah itu kami emang saling berpacu dan tidak malas-malasan lagi. Bahkan ketika ada yang sakit kami akan saling mengejek karena pasti dia tidak akan dapat hadiah.
Tapi ini bukan hal yang mudah bagi saya karena setiap tahunnya kami harus pulang kampung dan perjalanan pulang kampung itu jalannya berbelok-belok dan saya seringnya menjadi mual dan muntah. Nah, puasa ini juga memiliki beberapa syarat yang menjadikan pahala puasanya menjadi tidak sepmpurna. Sehingga terkadang saya harus tidak sahur dulu dipagi hari. Ibu saya sangat marah dengan perbuatan saya. Jadinya saya harus tetap sahur di subuh hari sebelum perjalanan kami kekampung halaman. Abang, kakak dan adik saya yang tidak suka mual seperti saya tentunya ini bukan hal yang susah bagi mereka. Hanya saya saja yang mengalami mual ini.
Saya mulai berpikir bagaimana saya biasa puasa penuh dan tetap pulang kampong? Ini adalah masalah bagi saya. Karena ketika abang, kakak dan adik saya mendapat hadiah yang mereka inginkan cumin saya saja yang tidak mendapatkan hadiah.
Akirnya ayah saya memberikan kekhususan bagi saya. Perjalana kekampung halaman itu memakan waktu 8-10 jam jadinya saya diberi kopensasi untuk 1 hari saja. Saya pun saya senang tahun pertama saya mendapatkan hadiah, tahun kedua juga, tapi setelah tahun ketiga saya pun mulai puber dan mengalami datang bulan. Akirnya saya tidak ikut kriteria lagi dan saya baru tahu kakak saya ternyata dari tahun pertama saya mendapatkan hadiah. Dia sudah berhenti juga ikut kegiatan dalam mendapatkan hadiah. Kami tidak diizinkan ikut lagi karena ayah saya takut adik saya akan ikut belajar dari kami yang tidak berpuasa tapi kenapa masih dapat hadiah

Dari pengalaman saya diatas saya dapat menghubungkannya dengan teori Skinner yang menjelaskan tentang ada tiga klasifikasi dalam penguatan umum dan dua yang mengenai pengalaman saya
1.      Kategori pertama, Penguatan primer dan skunder (yang dikondisikan)

Penguatan primer adalah penguat yang dalam kondisi tepat  dan meningkatkan frekuensi perilaku dan dapat meningkatan perilaku tanpa latihan.
Saat ayah saya mengatakan dia akan memeberi kami hadiah ketika puasa kami penuh tentu saja itu keadaan yang tepat ketika kami yang masih anak-anak sangat menyukai sebuah hadiah

Penguat sekunder adalalah penguatan melalui asosiasi dengan kejadian yang telah berfungsi sebagai penguat.
Tentu saja ayah saya tahu kami begitu menginginkan berbagai hal diwaktu kecil dan ingin keinginan itu dipenuhi

2.      Kategori ketiga, penguat positif dan negative
Bagaimana penguat berfungsi. Positif menunjukan respron memproduksi stimulus baru terlihat kami saling berpacu untuk menahan hawa nafsu kami agar dapat berpuasa penuh dengan hadiah yang dijanjikan kepada kami  dan negative sebaliknya merupakan penarikan atau terminasi stimulus diskriminatif, sepertinya tidak ada. Karena kami berusaha untuk mengikuti aturan yang di sediakan untuk mendapatkan apa yang kami inginkan dan yang ayah saya inginkan

Skinner (1989b,h. 89) juga menjelaskan asa 4 tahap dalam pembentukan perilaku
1.      Memicu respon yang di harapkan oleh ayah saya karena kami melakukan apa yang diharapkan oleh ayah saya,

2.      Menguatkan peningkatan atau perbaikan yang halus dalam perilaku yang mana kami berusaha untuk mewujudkan apa yang ayah saya harapkan sehingga kami juga mendapatkan yang kami inginkan
3.      Menyediakan transfer kontrol stimulus dengan secara bertahap menarik petunjuk atau isyarat, ayah atau mama saya yang mengkontrol perilaku kami. Tentu saja dengan agama yang mengatakan kami selalu diawasi oleh Allah s.w.t jika kami melanggar aturan.
4.      Menjadwalkan penguatan sehingga rasio penguatan dengan respon pelan-pelan meningkat dan penguatan yang natural dapat mempertahankan perilaku. Hadiah-hadiah yang diberikan ayah dahulu membuat kami sekarang tetap menjalankan puasa yang memang diwajibkan oleh agama kami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar