Rabu, 19 Desember 2012

Psikologi Belajar (UAS)


DINAMIKA PROSES PEMBELAJARAN DIKELAS PSIKOLOGI BELAJAR

Dinamika dalam proses pembelajaran sangatlah penting, karena dinamika sendiri merupakan tenaga yang menggerakkan (http://kamusbahasaindonesia.org), dengan adanya tenaga ini maka bisa terjadi proses pembelajaran dikelas psikologi belajar. Psikologi belajar merupakan salah satu mata kuliah pilihan yang saya ambil di semester ganjil ini.
Banyak kegiatan yang kami lakukan dalam mata kuliah ini, di mulai dengan pertemuan pertemuan pertama kuliah. Sebuah kontrak kuliah sudah dibuat oleh dosen pengampuh sendiri, diperlihatkan pada saya dan kawan-kwan selanjutnya kami mensepakati kontrak mata kuliah psikologi belajar, bersama-sama kami menyepakati keputusan yang kami buat untuk kuliah 6 bulan kedepan. Kesepakatan yang kami buat ini sesuai dengan prinsip pembelajaran dari Gagné,  yang pertama adalah memberikan pembelajaran mengenai komponen tugas-tugas yang bertujuan untuk mengarahkan pada tugas akir. Dosen pengampuh meminta kami  untuk menguasai minimal satu bab dalam sebuah buku yang wajib kami punya. Bab yang kami pahami itu bertujuan untuk membantu kami dalam menyelesaikan tugas yang diberikan tiap minggu dan untuk tugas akir. Dihari yang sama kami diminta untuk membaca satu bab dan harus di posting dalam sebuah blog untuk minggu depan yang berisi tentang kesimpulan apa yang kami dapatkan dari membaca buku tersebut, ini juga sesuai dengan prinsip kedua dari Gagné,  mememastikan bahwa siswa memahami bahan bacaan yang ia baca.
Terkadang tugas mingguan yang kami dapatkan juga berupa tugas kelompok yang memiliki banyak kendala. Gagné juga mengatakan element penting dalam keunikan belajar manusia berkaitan dengan perkembangan, kompleksitas belajar pada manusia dan masalah khusus dengan pandangan sebelumnya, dalam kuliah psikologi belajar ini kami semua diminta untuk memahami bacaan juga dalam berkemlompok yang mana terkadang adanya persepsi yang berbeda dalam memhami maksud dan tujuan dalam membaca materi yang disuruh. Tapi dengan pengalaman yang sebelumnya pernah berkemlompok, tugas mingguan dalam berkelompok dapat mudah diatasi dengan tolerasansi yang tinggi.
Di kelas psikologi belajar juga kami melakukan sebuah kegiatan menstransfer sebuah cerita, kami disuruh menjadi sebuah enam kelompok besar, dan enam orang pertama yang maju kedepan sebagai perwakilan dari setiap kelompok  untuk membaca cerita yang sudah disiapkan oleh dosen pengampuh. Cerita itu dibaca oleh orang pertama dan diceritakan kembali pada orang kedua, orang kedua menceritakan pada orang Ketiga, orang ketiga menceritakan ke orang keempat, dan seterusnya sampai orang terakir. Saya awalnya binggung dengan kegiatan ini tapi tetap tertarik dengan pembelajaran ini. Ini juga sesuai dengan perspektif kognitif pada bab 7 yang mengatakan adanya interaksi atau pengaruh implementasi keterampilan metakogniitf pembelajaran mahasiswa. Pertama, pengetahuan sebelumnya yang dimiliki mahasiswa.pengetahuan disini bisa berupa apa saja seperti saya dulu pernah juga memainkan permaninan ini disekolah menganggap kita hanya memerlukan memperhatikan point-point penting yang perlu diingat sehingga tidak salah dalam menyampaikan ada orang selanjutnya dan kebtulan didalam kelompok saya juga ada salah seorang yang ternyata cerita yang kami gunakan merupakan cerita yang ia tuliskan dalam blognya sehingga itu membuat dia lebih mudah menyampaikan kepada orang yang selanjutnya. yang Kedua,  pencapaian orientasi siswa. Selanjutnya setelh kita dapat memahami point-point penting kita dapat lebih mudah menguasai dan mencapai tujuan kita untuk memberikan informasi kepada orang lain. Dan yang ketiga, keyakinan dan penilaian tentang kompetensi seseorang. Kita harus yakin dengan informasi yang akan kita sampaikan kepada orang selanjutkan karena kalau kita tidak yakin dengan diri kita sendiri bagaimana orang selanjutnya yang setelah kita memeberikan informasi dia bisa yakin dengan kita yang sudah memeberikan informasi.
Kegiatan yang menarik bagi saya lainnya adalah ketika kami diberikan 3 buah stimulus kertas yang boleh kami bentuk apa saja. Kertas-kertas itu kami buat menjadi berbagai hal yang sangat menarik bagi saya. Dan Skinner mengtakan ada 3 faktor yang mempengaruhi kontigensi penguatan. Yang pertama, tingkat keterampilan seseorang. Jadi setelah kita diberikan sebuah stimulus keterampilan baru yang akan kita munculkan itu akan menimbulkan sesuatu yang baru yang berakir dengan sebuah penguatan. Kedua, sejarah penguatan dimasa lalu, penguatan dimasa lalu adalah penting karena ini yang membuat kita memlilih untuk melakukan tindakan dari sebuah stimulus atau hanya memanfaakan seadanya atau sama sekali tidak tertarik. Dan yang Ketiga, gen juga merupakan hal yang mempengaruh seseorang melakukan tindakan terhadap sebuah stimulus atau hanya diam dan memandangnya saja.
Memonton film Kinky boots juga sangat menarik bagi saya karena saya sangat senang menonton. Dari film kinky boots banyak yang dapat kita ambil dari film ini, tidak boleh pantang menyerah, harus yakin dengan kemampuan diri sendiri, tidak boleh sepele terhadap oranglain, dan pentingnya memikirkan oranng lain karena itu akan bermanfaat bagi kita sendiri ketika kita menolong orang lain. Bandura mengatakan kalau kita selalu mengkodekan hal yang kita lihat, kita lakukan hal yang dilihat itu atau tidak kita lakukan itu hal lain, yang paling penting kita selalu mencatat kedalam pikiran kita apa yang sudah kita lihat. Karena kami disuruh membuat review film, fokus saya lebih banyak dari pada yang biasanya saya nonton, saya lebih mengingat nama-nama orang yang ada di flim kinky bootsitu dan saya juga lebih memahami konflik-konflik yang ada didalam film tersebut. Proses belajar merupakan akuisisi representasi simbolis dalam bentuk kode verbal ataupun visual yang menjadikan pedoman untuk perilaku dimasa depan. Dengan kode yang sudah kita simpan itu, itulah yang menjadi panduan kita dalam bertindak nantinya.
Kegiatan terakir yang menarik yang kami lakukan adalah observasi langsung kesebuah SMK informatika yang ada disampali. Ini merupakan pengalaman pertama saya melakukan observasi langsung masuk kedalam kelas dan duduk bersama adik-adik yang sedang belajar. Mereka belajar dan saya mengamati mereka. Sebelumnya dosen pengampuh kami sudah mewajibkan kami membaca buku pada bab 5 yang akan memandu kami. Dengan panduang itu kami jadi lebih terstuktur dan memiliki tujuan dalam proses bekerja kami. Tujuan kinerja sendiri adalah penyataan tentang kapabilitas yang akan dipelajari sudah sesuai apa masih belum. Dan kami juga disuruh menganalisa hasil observasi kami itu untuk perluasan dari analisis tugas tradisional, digunakan untuk menagani analisis proses mental, pengetahuan dan tujuan, serta keputusan yang mendasari berbagai tindakan yang dapat diamati.
Pengalaman-pengalaman dipsikologi belajar ini memang sangat menarik dan memberikan banyak pengalaman kepada saya sendiri. Keragaman pembelajaran membuat kita selalu bertanya apa yang akan kita lakukan diminggu depan. Dosen pengampuh mata kuliah psikologi belajar juga benar-benar memberikan masukan-masukan yang bertujuan untuk membangun kami lebih bersemangat dan berkreativitas. Kegiatan pembelajaran di psikologi belajar ini juga memiliki hal yang sangat penting yaitu menyajikan cirri-ciri stimulus, memberikan pedoman belajar, memunculkan kinerja, dan memnerikan tanggapan dan umpan balik yang dilakukan setiap minggunya oleh dosen pengampuhnya

Minggu, 09 Desember 2012

Psikologi Belajar (Observasi)


1.      Nama : Aisyah Hudaya
      NIM Observer : 09-091

2.      Kelas yang diobservasi: XI-1 MM

3.      Mata Pelajaran: Story Book
      Nama Guru yang Mengajar: Agustiani Harahap

4.      Waktu Mengobservasi: 11.42-12.12
      Durasi observasi: 30 menit

5.      Jumlah Siswa Dalam Kelas: 22 orang

6.      Media Pembelajaran yang digunakan Guru: TV LCD, Laptop, Papan Tulis, Spidol

7.      Media Pembelajaran yang digunakan Siswa: Laptop, Headset, buku Tulis, dan Alat tulis dan Modem

8.      Situasi Fisik Kelas:
a.       Pencahaan lampu dikelas baik
b.      Dinding sebelah kanan ketika siswa duduk menghadap papan tulis sebuah beton,tapi sebelah kirinya hanya sebuah triplek, sedangkan bagian belakang siswa sebuah kaca yang tembus pandang dari kedua arah (dilihat dari dalam maupun dari luar kelas)
c.       Pintu kelas kaca yang tembus pandang
d.      2 meja guru yang memanjang didepan kelas dan satu diselah kiri siswa-siswi
e.       2 buah AC, tapi yang menyala hanya 1 AC.
f.       Lantai kelas memakai keramik

9.      Alat Observasi: Handphone dengan kamera, Kertas dan Pulpen
  

1.     Panduan Observasi
         TABEL 5.7

No
Deskripsi
Tahapan Belajar
Terjadi / tidak terjadi
Kegiatan Pembelajaran
1.
Persiapan Belajar
1.      Mengarahkan perhatian
-
-
2.      Ekspektasi

-
-
3.      Retrieval

Adanya tugas yang sudah diberikan kepada siswa
2.
Akuisisi dan KInerja
4.      Presepsi selektif atas ciri stimulus

X
Pengamat merasa tidak melihat adanya stimulus yang berbeda yang diberikan oleh guru
5.      Penyendian semantik


Ketika ada siswa yang menunjukan hasil pekerjaannya kepada guru, guru melihat dan memberikan feedback kepada siswa tersebut.
6.      Retrieval dan respon

Ketika guru memberikan feedback, siswa yang menunjukan hasil pekerjaannya langsung membetulkannya.
7.      Penguatan


Ketika guru memberikan feedback, siswa langsung kembali ketempat duduknya dan membetulakan hasil pekerjaannya.
3.
Transfer Belajar
8.      Pemberi  petunjuk retrieval

Siswa yang sudah siap, memperlihatkan hasil kerjanya. Dan guru melihat hasilnya sudah sesuai apa belum
9.      Generalisasi
Pengamat melihat seorang siswa yang menunjukan hasil pekerjaan dengan gambar kartun yang ia buat di sebuah kertas HVS.

2.     Proses Observasi
Table 5.9

No
Langkah
Deskripsi
1
Mengumpulkan informasi diawal
Pengamat membaca buku learning and instruction Gredler pada bab 5  (konsep belajar Robert Gagné)
2
Mengindentifikasi representasi pengetahuan
pengamat mengidentifikasi konsep mana yang sesuai dan yang harus digunakan dalam membantu pengamat dalam melakukan observasi
3
Mengimplementasikan tehnik untuk memunculkan pengetahuan
Pengamat membuat panduan dalam observasi dengan menggunakan table 5.7
4
Menganalisa dan memverifikasi data
Hasil observasi dijadikan sebuah data yang dapat dilihat diatas
5
Memformat hasil yang digunakan
Hasilnya dapat dilihat tahapan-tahapan apa saja yang dilakukan guru didalam kelas ketika sedang mengajar.




TESTIMONI
Dari hasil pengamatan saya pada SMK Tritech, teori Gagné yang terlihat sekali dengan adanya tugas yang diberikan kepada siswa-siswinya, siswa-siwsi yang ingin bertanya langsung mendangai gurunya dan memperlihatkan tugas mereka. Apakah sudah benar atau tidak. Sesuai dengan teori Gagné yang mengatakan bahwa masalah yang paling sering dialami oleh seorang guru untuk satu kelas yang orangnya lebih dari 20 orang, dan hanyak satu atau dua orang anak yang bertanya yang tidak mewakili pertanyaan dari 20 siswa lainnya. Dengan langsungnya siswa-siswi meminta penjelasan feedback kepada guru mereka dapat membuat guru lebih memahami permasalahan pembelajaran didalam kelas.

Dari hasil pengamatan saya SMK Tritech ini memang sudah sewajarnya menggunakan teknologi, karena sekolah mereka juga merupakan kejuruan yang menuju ke sistem informasi. Saya melihat masih ada siswa yang menggunakan modem didalam kelas, seharusnya sekolah lebih meningkatkan jaringan yang lebih cepat.




Kelebihan dalam proses observasi
a.       Sekolahnya menerima kami dengan tangan terbuka, sehingga proses yang saya jalani dapat dengan mudah dilakukan
b.      Guru di kelas juga sangat baik dalam menyambut saya dan membuat saya mudah menjalankan tugas saya
c.       Siswanya juga tidak terganggu dengan kedatangan saya, yang membuat kami dapat mengerjakan tugas kami masing-masing
Kekurangan dalam proses observasi
a.       Saya datang terlambat kesekolah, sehingga proses belajar sudah dimulai duluan dan saya tidak melihat langsung persiapan belajar yang dlakukan oleh guru.
b.      Waktu yang diberikan juga terlalu sedikit sehingga seperti terburu-buru

Rabu, 14 November 2012


Tugas absensi tanggal 14 November 2012

Keterampilan, apresiasi  dan penalaran manusia semuanya bervariasi
 Sama juga aspirasi, sikap, dan nilai-nilai manusia
umumnya diakui bahwa perkembangannya sebagaian besar bergantung
pada peristiwa yang disebut belajar (Gagné, 1985)



Mengapa mahasiswa psikologi USU yang mengambil mata kuliah psikologi belajar TA 2012/2013 semester ganjil sebahagian besar tidak memberikan tanggapan di grup sehubungan dengan rencana melakukan observasi di lapangan?

Teori Gagné
Hakikat belajar manusia menurut Gagné berkaitan dengan perkembangan, kompleksitaas belajar pada manusia dan masalah khusus dengan pandangan-pandangan sebelumnya. Sesuai dengan teori Gagné mengapa sebagian besar mahasiswa psikologi belajar yang tidak memberikan tanggapan di grup dikarekan masalah yang kompleks antara ketidak jelasan dalam memberikan komentar apa dan keinginan mahasiswa psikologi belajar yang juga ingin ikut serta dalam kegiatan . Karena kompleksitas belajar memiliki dua  karakteristik dari belajar yang, pertama kebanyakan hasil belajar manusia digeneralisasikan untuk berbagai macam situasi. Hasil belajar ini juga yang membuat lebih memilih tidak memberikan tanggapan di grup. yang kedua keterampilan yang kompleks didasarkan pada proses belajar yang sebelumnya. Tidak adanya tanggapan dari mahasiswa psikologi belajar karena masih menimbang-nimbang dan mengingat observasi-observasi apa yang akan dilakukan dan bagaimana prosesnya yang akan datang. Makanya mahasiswa psikologi belum memberikan tanggapan terhadap postingan pembelajaran observasi lapangan.

Teori Piaget
Prinpsip perkembangan teori Piaget berfokus menemukan asal muasal logika ilmiah dan transformasinya dari satu bentuk penalaran kepenalaran lainnya. Sejalan dengan teori ini mahasiswa yang tidak memberikan tanggapan mungkin belum dapat menemukan sesuatu yang permasalahan yang membutuhkan mereka untuk memakai logika sehingga tidak menggunakan penalaran mereka dengan  benar.

Teori Bandura
Seharusnya para mahasiswa memberikan tanggapan untuk observasi lapangan yang akan dilakukan akir bulan ini karena menurut banduraada tiga faktor penting dalam pembelajaraan, faktor itu adalah B (behavior), E (environment atau lingkungan), dan P (person) . Tiga faktor ini merupakan relasi yang saling terkait yang dinamakan determinisme resiprokal. Ketika kita mendapatkan sebuah informasi dari lingkungan dan mencernanya kedalam diri kita kitaharus menentukan tingkahlaku apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Dikarenakan banyaknya mahasiswa yang tidak merespon, mungkin dikarena masih mencerna informasi yang didapatkan dari lingkungan.

Jumat, 26 Oktober 2012

Psikologi Belajar (UTS)

kelompok 6
aisyah hudaya 09-091
fatimah lubis  10-050
fitri dian adlina 10-091


Teori Bandura

Konsep yang melibatkan didalam kelas
GAMES

Instruksi

1.      Kelas dibagi menjadi 2 kelompok
2.      Salah satu kawan dari kelompok akan diminta menunjukan intruksi yang kami berikan kepada teman sekelompoknya.
3.      Anggota yang kedua yang telah membaca intruksi diminta membuat gambar dari intuksi tersebut. Setiap  anggota kelompok diberikan waktu 10 detik untuk menginterpretasikan dan 10 detik untuk menggambar
4.      Selanjutnya anggota ketiga diharuskan membuat gambar dari hasil interprestasinya yang dilihat dari anggota yang kedua. Kegiatan ini dilanjutkan sampai satu anggota sebelum anggota terakhir dengan durasi waktu yang sama pada tiap-tiap anggota.
5.      Anggota terakir diminta memperagakan hasil interpretasi gambar yang dia liat dari anggota sebelumnya dan menebak kalimat yang diberikan pada anggota pertama.

Perkiraan waktu
1.      Intruksi 3 menit
2.      Waktu permainan 7 menit

Alat-alat yang di perlukan
1.      kertas HVS
2.      alat tulis
3.      stopwatch
4.      intruksi-intruksi kata
5.      laptop


Pembahasan dari games tersebut dengan teori Bandura

1.      belajar imitatif merupakan behaviouris yang memandang sebagai asosiasi antara tipe stimulus tertentu dan sebuah respon, ini merupakan pembelajaran yang mencontoh atau mengimitasi. Perilaku akan diperkuat untuk respon yang sesuai dengan model. Disini setiap anggota kelompok meniru atau megimitasi model yang diberikan sesuaia dengan intruksi. Dengan stimulus yang diberikan, respon yang dihasilkan bisa sesuai dengan model yang sesuai dengan penjelasan dari Bandura.

2.      Reproduksi motorik mencakup pemilihan dan pengorganisasian respon pada level kognitif. Dimana pada saat individu diberikan stimulus berupa instruksi kata, individu dapat merespon intruksi tersebut dengan kemampuan kognitif dan reproduksi motorik yang berperan dalam pengkodean makna dari intruksi yang diberikan dan dimunculkan dalam bentuk perilaku (memperagakan gerakan sesuai dengan intruksi yang diberikan).

3.      Dalam permainan ini juga akan melibatkan proses atensional dimana perilaku baru tidak akan ada, kecuali keseluruhan anggota memperhatikan dan memahami secara tepat intruksi yang diberikan. Namun juga ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perhatian seseorang. Salah satu yang dapat mempengaruhinya adalah karakteristik model, karakteristik dan nilai fungsional perilaku dan karakteristik dari pengamat tersebut.

Perilaku yang dilakukan oleh model
|
Model diperhatikan oleh pemelajar
|
Perilaku dikodekan dan disimpan oleh pemelajar
     | ( proses kognitif)
Kode simbolik
|
Motivasi pengamat untuk melakukan tindakan
|
Pengamat mampu melakukan tindakan
|
Tindakan

Di permainan yang kami buat ini, kami mengharapkan keterampilan teman-teman dari kelas psikologi belajar dalam memperhatikan dan menginterpretasikan intruksi yang kami berikan.



Selasa, 23 Oktober 2012

Psikologi Belajar (Review Jurnal)

LINK : Pengaruh Variabel-Variabel Kognitif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI-IPASMA Negeri 3 Makassar


Nama : Aisyah Hudaya
NIM  : 09-091


JUDUL : Pengaruh Variabel-Variabel Kognitif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI-IPASMA Negeri 3 Makassar
PENULIS : Nurdin
ASAL JURNAL : Jurnal pendidikan dan kebudayaan, 2006, 06, 895-914.


 Ringkasan Artikel :

Penelitian ini adalah ex posf facto yang bertujun untuk menyelidiki pengaruh variabel-variabel kognitif (persepsi) tentang matematika, kreativitas belajar matematika, dan gaya kognitif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 3 Makassar,: baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa kelas XI-IPA SMA Negeri 3 Makassar tahun ajaran 2003-2004, sedangkan sampel penelitian sebanyak 94 siswa (dua kelas) yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Instrumen penelitian yang dipergunakan adalah skala persepsi tentang  matematika, skala kreativitas belajar matematika, tes gaya kognitif dan tes hasil belajar marematika. Hasil-hasil penelitian yang diperoleh adalah: (I) Hasil belajar matematika, persepsi tentang matematika, dan kreativifas belajar matematika siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 3 Makassar secara berturut-turut berada dalam kategori rendah, jelek, dan kurang: (2) Persepsi tentang matematika, kreativitas belajar matematika, dan variabel indikator gaya kognitif secara bersama-sama berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 3 Makassar, dengan koefisien determinasi (Rv sebesar 0,713; (3) Secara sendiri-sendiri, persepsi tentang matematika, kreativitas belajar matemafika, dan gaya kognirif berpengaruh positif terhadap hasil belajar matemarika siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 3 Makassar.

LATAR BELAKANG
Secara psikologis ada dua macam faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa, yaitu faktor kognitif dan faktor afektif. Slameto (1995) mengemukakan bahwa faktor-faktor kognitif yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah (a) persepsi, (b) perhatian, (c) mendengarkan, (d) ingatan, (e) kesiapan, ( f ) struktur kognitif, (g) inteligensi, (h) kreativitas, dan (i) gaya kognitif, sedangkan faktor-faktor afektif yang dapat mempengaruhi hasil belajar adalah (a) motivasi clan kebutuhan, (b) minat, (c) konsep diri, (d) aspirasi, (e) kecemasan, dan ( f ) sikap. Peranan faktor-faktor kognitif dan afektif tersebut dalam mempengaruhi hasil belajar matematika dapat berbentuk pengaruh sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dan dapat secara langsung maupun tidak langsung, bahkan ada satu faktor yang mempengaruhi faktor yang lain.
Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mereduksi factor-faktor yang dominan berpengaruh terhadap hasil belajar matematika sehingga dapat dimanipulasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa SMA. Hal ini penting dilakukan mengingat hasil belajar matematika siswa SMA di kota Makassar dewasa ini masih kurang menggembirakan. Hasil penelitian Nurdin dan Darwing (2002) menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas 11 SMU Negeri di Kota Makassar hanya mencapai rata-rata 6,57 dari skor ideal 10 atau berada dalam kualifikasi sedang. Demikian juga hasil penelitian Rahman et al. (2003) yang menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas 11 SMU Negeri 3 Makassar hanya mencapai skor rata-rata 4,55 dari skor ideal 10 atau berada pada kualifikasi sangat rendah.

Dengan dasar pertimbangan tersebut di atas, penelitian ini hanya membatasi diri pada faktor-faktor kognitif (persepsi tentang matematika, kreativitas belajar matemaitika, dan gaya kognitif) yang secara teoritis diduga memiliki pengaruh yang dominan terhadap hasil belajar matematika siswa Kelas XI-IPA SMA Negeri 3.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Hal ini berarti bahwa kreativitas belajar matematika secara signifikan berpengaruh positif terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI-IPA SMA Negeri 3 Makassar setelah memperhitungkan keterlibatan variabel persepsi tentang matematika dan variabel indikator gaya kognitif siswa.

PEMBAHASAN

Dari jurnal diatas hasilnya membuktikan adanya pengaruh positif kreativitas belajar matematika dengan hasil bejar matematika. Jadi, asumsi dasarnya prinsip pembelajaran adalah mendeskripsikan sifat dari sistem memori manusia dan representasi pengetahuan dalam memori yang tujuannya adalah mengembangkan diri seorang pelajar tentang pengetahuan yang ada dan strategi apa yang sesuai yang dapat membuat seorang pelajar dapat memahami dan menguasai informasi dalam banyak hal.
Sesuai dengan komponen utama  pembelajaran yang pertama membuat sebuah intruksi kerangka pembelajaran yang mudah diterima oleh siswa agar siswa dapat membuat sebuah kerangka yang terorganisir sehingga siswa dapat dengan mudah memahami pembelajaran tersebut. Yang kedu siswa juga membutuhkan fasilitas belajar yang mendukung untuk dapat mengembangkan pengetahuan yang ia miliki agar dapat memahami dengan lebih mudah. Ketiga, fasilitas pengkodean informasi juga dibutuhkan agar siswa lebih mudah dalam mengingat dalam jangka panjang dan ketika informasi dibutuhkan lagi, informasi dapat diingat dengan mudah . Dan yang keempat, perlunya strategi dalam mengkontruksi makna juga perlu untuk proses mengingat.

Dengan variable-variable kognitif  kita dapat membuat pembelajar lebih mudah sehingga siswa juga dapat dengan mudah memahami apa yang dimaksud oleh guru. Sehingga proses pembelajaran guru dan siswa dapat berjalan dengan lancar.

referensi : Gredler. M. E., 2011. Learning And Instruction: Teori Dan Aplikasi. Tri Wibowo, B.S. Jakarta : Kencana