Minggu, 16 September 2012

Psikologi Belajar

Pengalaman dan teori Piaget


Pengalaman yang paling tidak terlupakan dalam hidup saya ketika saya dan teman-teman saya pergi kepusat berbelanjaan. Ketika itu sekolah saya sedang melakukan bazar untuk orang yang tidak mampu. Saya dan teman-teman menjadi pantia dalam kegiatan tersebut. Setalah pulang dari acara kepanitian itu pun kami berencana ingin menonton bioskop disalah satu pusat berbelajaan. Dan kebetulan teman saya ada yang membawa mobil dengan solar.

Dalam perjalanan kami kepusat berbelanjaan itu kami saling mencerikan pengalaman-pengalaman yang kami alami sewaktu bazar terjadi. Ada yang menceritakan tentang yang lucu-lucu dan juga yang menceritakan dia dimarahi oleh pembeli. Sewaktu mau parkir dipusat berbelanjaan, kami agak untuk kesulitan mencari parkir. Jadinya kami harus naik kelantai yang lebih tinggi untuk melihat parkir yang kosong, sewaktu kami akan naik ke lantai selanjutnya, tiba-tiba mobilnya berhenti dan seperti tidak kuat untuk naik keatas. Kami smua menjerit didalam mobil dan teman saya yang membawa mobil wajahnya menjadi pucat. Karena ketika mobil tidak bisa di berhentikan diatas tanjakan makanya mobilnya akan turun kebawah sehingga akan menjadikan tambarakan berantai kebelakangnya. Teman saya yang membawa mobil panik dan kami smua juga panic.

Dan akirnya ada seorang teman yang menceletuk “coba liat giginya ja ! pindahkan balek ke satu” kawan saya yang membawa mobil langsung mengikuti perintah teman saya yang lain dan kami pun akirnya bisa naik. Ternyata ketika kami makan, kami membahas pengalaman yang kami alami tadi ternyata kawan saya yang membawa mobil seharusnya menganti dulu kegigi satu sebelum naik tanjakan yang lumayan tinggi.




Dari pengalaman saya ini saya menghubungannya dengan teori yang dimiliki oleh Piaget. Piaget menjelaskan pengetahuan adalah proses mengetahui sesuatu hal melalau interaksi dengan lingkungan. Ketika teman saya hilang arah dan dia lupa dengan apa yang seharusnya dia lakukan karena adanya interaksi yang terjadi, dan teman yang lain mengingatkan dia tentang pengetahuan yang lain. Makanya dia mendapat perbaikan atas kesalahan yang sudah diperbuatnya. 
Piaget juga menjelaskan dalam menciptaan pengetahuan, individu dan objek berpadu dan tidak dapat dipisahkan. Bahkan “hubungan antara pembelajar dan objek tidak ditentukan sebelumnya dan yang lebih penting adalah relasi itu tidak stabil: (Piaget, 1970b, h. 704). Piaget mengatakan ada empat faktor yang diperlukan untuk transformasi perkembangan dari satu bentuk penalaran ke bentuk lain. Faktor itu adalah lingkungan fisik, kematangan, pengaruh sosial, dan proses yang disebut sebagai penyeimbang (equilibration) (Piaget, 1977). Ketika kami tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan mobil kawan saya, kami diberitahukan tentang perbedaan antar mobil solar dengan bensin dan ketika ada teman juga yang saling mengisi pengetahuan tersebut kami menjadi lebih mengerti apa sebenarnya yang terjadi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar